Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Diplomasi Satwa Warnai Perayaan 50 Tahun Persahabatan Indonesia – Jepang


Diplomasi Satwa Warnai Perayaan 50 Tahun Persahabatan Indonesia – Jepang

Lagi, satwa liar Indonesia memeriahkan perayaan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Jepang.  Hal itu terjadi Jum’at pagi 17 Oktober 2008 pada acara peluncuran Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) - salah satu flag species Indonesia, di Kebun Binatang Ueno di Tokyo,  kebun binatang tertua di Jepang yang didirikan pada 1882.
Hadir diantara undangan adalah Duta Besar RI untuk Jepang, Jusuf Anwar  dan istri, serta  didampingi oleh beberapa home staff.  Dari pihak Jepang, hadir Direktur Jenderal Konsruksi PEMDA Tokyo, Douke Takayuki dan beberapa anggota DPRD Tokyo. Acara ini dimeriahkan oleh kehadiran siswa-siswi TK Kaneji, Ueno dan TK dan SD Sekolah Republik Indonesia Tokyo (SRIT) yang mengibar-ngibarkan bendera bergambar Harimau Sumatra.  Mereka menyanyikan lagu “Nona Manis” dalam versi bahasa Indonesia dan bahasa Jepang.  Lagu ini sesuai dengan nama harimau betina “Manis” yang kini berusia 20 bulan, didatangkan dari Taman Safari Indonesia (TSI) pada 8 Agustus 2008 yang merupakan kerjasama dalam skema breeding loan.
Dalam sambutannya, Douke Takayuki menyatakan bahwa “Manis” telah menjadi bagian dari perayaan 50 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, dan diyakini mampu mempererat hubungan kedua negara.  Selanjutnya Duta Besar RI mengajak agar masyarakat umum peduli terhadap upaya penyelamatan satwa yang dikategorikan sebagai sangat terancam kepunahan (critically endangered) ini. Disampaikan pula bahwa tanpa upaya pelestarian secara konsiten, dalam kurun waktu 20 tahun satwa yang dilindungi sejak tahun 1972 ini akan punah.
Kerjasama Lembaga Konservasi Alam (LKA) antara kedua negara  telah berjalan sejak pertengahan 1990an. Kerjasama yang telah berjalan meliputi skema breeding loan, tukar menukar satwa, dan peragaan. Kerjasama semacam ini merupakan salah satu upaya soft power diplomacy yang penting bagi peningkatan hubungan kedua negara, mengingat masyarakat Jepang sangat menyukai dan menghargai keanekaragaman hayati. Kerjasama tersebut telah membuahkan hasil yang menggembirakan. Pusat Penangkaran Yokohama berhasil menangkarkan 100 ekor Jalak Bali (Leocopsar rotchildi), 50 diantaranya telah dikembalikan ke habitat asalnya di Taman Nasional Bali Barat. Tiga puluh ekor lagi akan dikirim pada 2010. Pusat penangkaran ini juga sedang melakukan penelitian terhadap adanya indikasi penurunan varietas genetik jalak bali. Selain jalak bali, Tapir Indonesia (Tapirus indicus) telah berhasil ditangkarkan di sini dengan kelahiran dua anakan pada tahun ini, masing-masing betina pada 3 September dan jantan pada 13 Oktober.
Kebun Binatang Tama telah mendatangkan seekor orangutan (Pongo pygmaeus) pada tahun 2007 dan sebaliknya TSI telah menerima 12 ekor penguin. Dari Ueno, TSI mendapatkan tiga ekor singa laut, dua dianatranya baru saja dikirimkan. Di Gunma Safari World, orangutan asal TSI yang datang pada 2007 juga menjadi satwa favorit – hampir semua pengunjung baik anak-anak maupun orang tua berfoto dengan satwa tersebutmeskipun harus mengeluarkan 800 yen sekali jepret.
Dalam peringatan 50 tahun hubungan diplomasi Indonesia yang berlangsung sepanjang 2008 ini, telah diselenggarakan festival Satwa Indonesia di Kebun Binatang Yagiyama di Sendai (23 Juli-24 Agustus) dan Kebun Binatang Maruyama di Sapporo (1 Juli – 31 Agustus. Momentum ini selain sebagai bagian dari Peringatan 50 tahun hubungan persahabatan Indonesia-Jepang, juga dapat dimanfaatkan untuk mensukseskan program Pemerintah Indonesia, Visit Indonesia 2008, kata Dubes Jusuf Anwar





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

free counters